Kamis, 14 Desember 2023

Lab Raksasa Bawah Tanah China Mulai Beroperasi, Untuk Apa ?

 

    Laboratorium bawah tanah China sedalam 2.400 meter mulai beroperasi pekan lalu. (Foto: Tangkapan layar web cjpl.tsinghua.edu.cn)

Jakarta, CNN Indonesia -- China kini mempunyai laboratorium bawah tanah di Prefektur Otonomi Liangshan Yi, Provinsi Sichuan, China barat daya. Laboratorium fisika sedalam 2.400 meter ini mulai beroperasi pada Kamis (7/12).
Mulai dioperasikannya laboratoriuum ini menjadikannya laboratorium bawah tanah terdalam dan terbesar di dunia.

Para ilmuwan meyakini laboratorium ini menyediakan ruang yang "bersih" bagi mereka untuk mencari substansi tak kasat mata yang dikenal sebagai materi gelap. Mereka mengatakan kedalaman yang ekstrem membantu memblokir sebagian besar sinar kosmik yang mengacaukan pengamatan.

Mengutip Xinhua News, laboratorium yang diberi nama Fasilitas Latar Belakang Radiasi Bawah Tanah dan Ultra-rendah untuk Eksperimen Fisika Perbatasan (DURF) ini terletak di bawah Gunung Jinping di Prefektur Otonomi Liangshan Yi, Sichuan.

DURF, dengan total kapasitas ruangan 330.000 meter kubik, merupakan tahap kedua dari Laboratorium Bawah Tanah Jinping China (CJPL). Proyek ini mulai dibangun pada Desember 2020 dan dibangun bersama oleh Universitas Tsinghua dan Yalong River Hydropower Development Company, Ltd.

Berkat lokasinya, DURF disebut hanya terpapar oleh fluks sinar kosmik yang sangat kecil, yaitu hanya seperseratus juta dari fluks sinar kosmik yang ada di permukaan bumi. Menurut profesor di Universitas Tsinghua Yue Qian, DURF memiliki keunggulan termasuk fluks sinar kosmik yang sangat rendah, radiasi lingkungan yang sangat rendah, konsentrasi radon yang sangat rendah, dan ruang angkasa yang sangat bersih, yang akan meningkatkan pendeteksian materi gelap.

Dikutip dari Universitas Tsinghua, para ilmuwan menyimpulkan materi yang terlihat hanya menyumbang sekitar 5 persen dari alam semesta, sementara sekitar 95 persen alam semesta terdiri dari materi gelap dan energi gelap.

Yue menyebut DURF akan menjadi pusat penelitian ilmiah bawah tanah interdisipliner kelas dunia yang mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu termasuk fisika partikel, astrofisika nuklir, dan ilmu hayati untuk memfasilitasi pengembangan penelitian Tiongkok di bidang perbatasan yang relevan.

Tahap pertama CJPL selesai dibangun dan mulai digunakan pada akhir tahun 2010, dengan kapasitas ruangan sekitar 4.000 meter kubik. Ini telah membuat sejumlah pencapaian ilmiah, meningkatkan eksperimen deteksi langsung materi gelap China ke tingkat yang lebih tinggi di panggung global.



Baca artikel CNN Indonesia "Lab Raksasa Bawah Tanah China Mulai Beroperasi, Untuk Apa?" selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20231214131745-199-1037224/lab-raksasa-bawah-tanah-china-mulai-beroperasi-untuk-apa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar